Rabu, 09 Oktober 2013

Maka, nikmat Tuhan mana yang kau dustakan



Saat kau rasa hidup mu serba kurang, kau rasa begitu banyak masalah menimpamu…
Saat kau rasa begitu kecil dirimu di hadapan semua orang, betapa kau tak bisa berbuat sesuatu yang kau rasa mampu melakukannya
Saat semua menjauh darimu…
Impianmu…
Harapanmu…
Bahkan kawanmu sudah jarang menyapamu…
Kau pasti merasa sendiri hidup di sini, di dunia fana ini…
Hei, sadarlah wahai diri…
Sadarlah ketika kau keluar dari rumahmu sekadar untuk jalan menghirup udara segar yg tercampur polusi asap kendaraan, yg penuh kemacetan, disana kau pasti melihat orang yang menengadahkan tangannya meminta belas kasihanmu.. ibu yang masuk dari kendaraan umum satu ke kendaraan yg lainnya, bernyanyi diiringi tangis anaknya berharap orang disekitarnya menaruh kepingan logam kedalam bungkus permen yang sudah tak berisi sekadar untuk membeli susu dan sesuap nasi. Disana pun kau pasti melihat betapa banyak anak anak yg seharusnya berbaris rapi di luar kelas memakai baju putih merah, berdasi, membawa tas gendong berwarna-warni, mengucap salam dan menyapa “SELAMAT PAGI BU GURU SELAMAT PAGI PAK GURU” tp kenyataannya mereka berbaris di jalan-jalan, bermodal tutup botol yg dilubangi dengan kayu mereka pasang erat,hingga menyerupai alat musik seadanya, mereka berlarian dari satu pintu mobil ke pintu mobil yg satunya, mengeluarkan nada-nada tak beraturan sebisanya, mereka tak berharap banyak, lagi lagi hanya untuk menyambung kehidupannya dengan sesuap nasi,  itulah yang kau jumpai
Tapi mereka dengan keadaan seburuk apapun masih bisa bersyukur.
Masih mengucap terimakasih ketika ada satu,dua org yg menaruh kepingan ratusan logam ke dalam kantong plastiknya.
Bahkan satu waktu terlihat sopir metro mini berwajah cerah, tersenyum penuh arti menyambut pagi nya, ada gurat lelah di sana tapi tak menutup ceria nya pagi itu, mungkin yg ada dalam benaknya, ini adalah awal pagi memulai kerjanya, bekerja selama seharian penuh berharap hasil yang didapat memungkinkan untuk diberikan pada istrinya yang menunggu asap dapur mengepul dirumah, berharap anak-anak berlarian kecil menyambutnya dengan binar dan tawa karena ayah nya pasti akan membawa sesuatu pulang ke rumah, ahh indahnya pikirnya.
Padahal sungguh, pasti keadaanmu jauh lebih baik dibanding keadaan mereka..
Kau masih bisa menikmati belai lembut ibumu,kecup sayang ayahmu, jg menikmati pertumbuhanmu dengan susu terbaik dan asupan makanan bergizi dari ibumu, saat mereka menangis di gendongan ibunya yang menengadah dari satu kendaraan umum ke kendaraan umum yg lainnnya berharap dapat memenuhi kebutuhan anaknya.
Kau masih bisa merengek pada ibumu minta dibelikan boneka cantik atau mobil-mobilan ber remote yg bisa berjalan dari jarak jauh, saat itu umurmu sama dengan mereka yg hidupnya mengais uang logam di jalan.
Kau masih bisa memilah milah ingin sekolah di perguruan tinggi mana yang kau rasa cocok untuk melanjutkan studimu, saat mereka yg hidup di jalan hanya bisa memetik gitar tua turun temurun dari keluarganya.
Maka seharusnya kau sangat bersyukur padaNya, pada nikmat yg telah Ia berikan padamu.
Maka seharusnya kau berbangga hati mempunyai orangtua setulus dan seikhlas orgtuamu.
setiap org di dunia ini pasti mempunyai masalahnya masing-masing, ujian pun tak luput dari kehidupan, hanya saja masalah dan ujian yg di timpakannya berbeda porsi satu dengan yg lainnya…
jika kau bisa senantiasa mensyukuri nikmatnya, sepahit apapun yg kau rasa akan terasa manis, kau akan merasa nikmat itu sangat besar di karuniakan padamu.
maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kau dustakan??!!

Tidak ada komentar: